ad

Hari pramuka , ke 59

 Hari pramuka KE 59


APA yang dilakukan Praja Muda Karana (Pramuka) ketika hendak berkemah? Mereka sudah  pasti dong akan (1) mengobservasi tempat pendirian tendanya, membersihkan rumput yang ada di tmpat perkemahan dan menyingkirkan batu untuk menanggalkan terungku, mengamati kemiringan tanah, serta menentukan arah mata angin; (2) mendirikan tenda; (3) menggelar alas tidur, menata sepatu, dan menata perapian untuk masak; (4) mendirikan tiang bendera Merah Putih, tunas, dan WOSM serta menata tongkat di depan tendanya; (5) duduk melingkar di dalam tenda sambil berdiskusi; serta (6) melaporkan hasil pendirian tenda dan mencermati jadwal. Itulah prosedur Pramuka ketika berkemah. Makin sering berkemah tentunya Pramuka akan makin hafal prosedur itu.

Naah ini ,

Dan pasti ada  nilai pendidikan tertentu dong yang akan langsung terjalani tanpa harus diceramahkannya lagi . Nilai tersebut adalah keterampilan individu, kebersamaan, toleransi, tanggung jawab, kegigihan, dan bela negara. Nilai itu akan mengkristal dalam diri Pramuka menjadi perilaku yang kuat bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya

Hal tersebut masih nilai dari pendirian tenda berkemah, Masih banyak nilai pendidikannya yang diperoleh oleh para pelajar atau untuk para keanggotaan ,Seperti upacara pagi sore, penjelajahan, bermain gembira ria bersama kawan-kawan nya, melacak jejak, mendaki gunung, susur sungai, berenang, jelajah gua, dan lainnya. Alangkah banyak nilai pendidikan yang diperoleh remaja di Pramuka,

Itulah salah satu alasan anggota kepramukaan ada di 180 negara. Korea Selatan menempatkan pendidikan kepramukaan sebagai pendamping pendidikan formal disekolah. Begitu juga kepramukaan di Jepang, ditambahi penjiwaan dan keteladanan perilaku Bushido. Amerika Serikat melahirkan para bintang film, tentara, pengusaha, peneliti, dan lainnya yang berlatar belakang Pramuka Garuda (Eagle Scout). Australia menempatkan pendidikan kepramukaan sebagai pilihan wajib untuk mendidik anak mudanya bertualang di alam bebas melalui interseksi kegiatan menarik dan menantang,

Di Indonesia juga begitu. Niat dasarnya adalah menempatkan pendidikan nonformal kepramukaan dapat bersinergi dengan pendidikan formal di sekolah. Bahkan, di Indonesia, untuk menguatkan wadah pendidikan kepramukaan, ada UU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Presiden menjadi Pramuka Utama. Setiap kepala daerah menjadi ketua majelis pembimbing. Rektor, camat, kepala sekolah, dan kepala lembaga lainnya bertindak sebagai majelis pembimbing keterlaksanaan pendidikan kepramukaan, Namun, apa yang telah tejadi? Yang terjadi adalah banyak pejabat atau pemangku kepentingan yang bersifat formalitas semata. Meski ada juga beberapa pejabat yang benar-benar bertanggung jawab tinggi dan menempatkan pendidikan kepramukaan sebagai wadah yang strategis untuk generasi Indonesia ke depan. Tentu, jika pejabat hanya menempatkan kepramukaan sebatas pelengkap penderita, keberlangsungan masa depan Indonesia dipertanyakan,

Awal pada bangsa Indonesia hanya menonton anak-anak Belanda berlatih kepramukaan. Kala itu kepramukaan bersifat eksklusif. Anak Indonesia mengintip dan meniru dengan mendirikan kepramukaan dengan asas yang berbeda-beda. Pada 1961, tepatnya 14 Agustus, presiden memberikan Panji Pendidikan Kepramukaan Indonesia kepada Hamengku Buwono IX sebagai tanda semua kepanduan melebur menjadi satu: Gerakan Pramuka. Dan, setiap 14 Agustus, penyebutan Hari Pramuka. Pada Hari Pramuka Ke-59 tahun ini, Gerakan Pramuka mempunyai anggota sampai ke pelosok desa. Namun Bagaimana Gerakan Pramuka saat ini? Gerakan Pramuka masih tampak bopeng-bopeng akibat kesadaran yang belum penuh dan merata. Pendidikan kepramukaan masih dianggap sebagai bakat dan minat saja, Padahal, kepramukaan itu pendidikan. Sifatnya mendasari tumbuh dan berkembangnya bakat minat. Kelak akan tergambarkan bahwa ada pemain bola yang berlatar Pramuka. Banker yang berlatar Pramuka. Nelayan yang berlatar Pramuka,

 saat ini harapan tersebut hanya menjadi bahan cerita dan persepsi. Banyak Pramuka yang tidak diberi kesempatan untuk beraktivitas di alam terbuka akibat ketakutan para pejabat. Ketakutan itu berupa pelarangan kegiatan di luar ruang dan di luar sekolah. Para pemangku pendidikan takut terjadi bencana. Mereka takut terjadi sesuatu pada peserta didiknya. Meski hal itu belum dijalankan, mereka sudah terhantui lebih dahulu oleh ketakutannya, Ujungnya, masa petualangan, pengembangan kekuatan pisik, penguatan tanggung jawab, bertoleransi langsung, dan bersosialisasi tidak terjalani anak muda. Padahal, dalam pendidikan kepramukaan, telah diatur prosedur tetap untuk survei lokasi tersebut, berlatih sebelum beraktivitas di alam terbuka, dan merumuskan aman beraktivitas.              

Jadi, menjadilah anak-anak muda hebat bukan datang dari langit. Mereka datang dari ladang pendidikan dan penggemblengan yang serius. Mereka harus dijadikan subjek, bukan objek. Harapannya, ada generasi Indonesia yang kuat bela negaranya, kreatif dan inovatif, kuat fisik dan jiwanya, serta tentunya mampu mempertahankan kelangsungan Indonesia maju,


Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Belum Ada Komentar :
Tambahkan Komentar
Comment url
Post Terkait :
Hari pramuka,jadilah anak berbakti kepada negara Indonesia,ke 59